A. SEJARAH , KLASIFIKASI dan MORFOLOGI NANAS
1. Sejarah Tanaman
Nanas berasal dari Amerika Selatan, tepatnya di Brasil. Tanaman ini
telah dibudidayakan penduduk pribumi disana sejak lama. Kemudian pada
abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung
Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599).
2. Klasifikasi dan Morfologi
Dalam klasifikasi atau sistematika tumbuhan (taksonomi), nanas termasuk
dalam famili bromiliaceae. Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak,
terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A.
braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A. Adapun secara
lengkap,
klasifikasi tanaman Nanas adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup)
Ordo : Farinosae (Bromeliales)
Famili : Bromiliaceae
Genus : Ananas
Species : Ananas comosus (L) Merr.
Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan (perennial).
Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan
tunas-tunas. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar
samping, dengan sistem perakaran yang terbatas Akar-akar melekat pada
pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monocotyledonae). Kedalaman
perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan
di tanah biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm .
Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, tebal
dengan diameter 2,0 -3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang
sebagai tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara
visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup
oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang .
Daun nanas panjang, liat dan tidak mempunyai tulang daun utama. Pada
daunnya ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri.
Tetapi ada pula yang durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas
tersusun rapi menuju ke satu arah menghadap ujung daun .
Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau
lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua
atau merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan
daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak-perakan.
Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80 helai
yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari
bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri .
Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga
bersifat hermaprodit dan berjumlah antara 100-200, masing-masing
berkedudukan di ketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari,
berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai dari bagian
dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari menanam
sampai terbentuk bunga sekitar 6-16 bulan.
Pada umumnya pada sebuah tanaman atau sebuah tangkai buah hanya tumbuh
satu buah saja. Akan tetapi, karena pengaruh lingkungan dapat pula
membentuk lebih dari satu buah pada satu tangkai yang disebut multiple
fruit ( buah ganda). Pada ujung buah biasanya tumbuh tunas mahkota
tunggal, tetapi ada pula tunas yang tumbuh lebih dari satu yang biasa
disebut multiple crown (mahkota ganda).
B. JENIS DAN SYARAT TUMBUH NANAS
1. Jenis atau Varietas Nanas
Berdasarkan habitat tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4
jenis golongan nanas, yaitu : Cayenne (daun halus, tidak berduri, buah
besar), Queen (daun pendek berduri tajam, buah lonjong mirip kerucut),
Spanyol/Spanish (daun panjang kecil, berduri halus sampai kasar, buah
bulat dengan mata datar) dan Abacaxi (daun panjang berduri kasar, buah
silindris atau seperti piramida). Varietas kultivar nanas yang banyak
ditanam di Indonesia adalah golongan Cayene dan Queen. Golongan Spanish
dikembangkan di kepulauan India Barat, Puerte Rico, Mexico dan Malaysia.
GolonganAbacaxi banyak ditanam di Brazilia. Dewasa ini ragam
varietas/kultivar nanas yang dikategorikan unggul adalah nanas Bogor,
Subang dan Palembang
2. Syarat Tumbuh
Daerah penyebaran nanas ialah 300 LU dan 300 LS dari khatulistiwa.
Tanaman nanas memerlukan beberapa persyaratan iklim yang harus dipenuhi
agar dapat tumbuh baik. Faktor iklim ini mencakup curah hujan,
ketinggian, kelembapan, suhu dan cahaya matahari.
Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan serta
memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan
tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya
suhu. 0C.
Nanas tumbuh pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 100-200 m di
atas permukaan laut. Di daerah dataran tinggi, tanaman ini masih dapat
tumbuh sampai ketinggian 1200 m dpl. Pertumbuhan optimum tanaman nanas
antara 100-700 m dpl.
Kelembapan tanah yang berlebihan pada awal pembungaan dapat menghambat
pertumbuhan buah dan menghasilkan daun yang berlebihan. Sedangkan
kelembapan yang berlebihan pada saat pembungaan akan menurunkan mutu.
Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 29-32 0C, tetapi
juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10.
Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-rata
33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-rata
2000 jam.
3. Kesuburan Tanah
Pada umumnya hampir semua jenis tanah yang digunakan untuk pertanian
cocok untuk tanaman nanas. Meskipun demikian, lebih cocok pada jenis
tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan
organik serta kandungan kapur rendah
Kesuburan tanah dapat meningkatkan produktivitas, oleh karenanya tanah
yang digunakan untuk menanam nanas sebaiknya memenuhi kriteria tanah
subur. Tanah yang subur terdiri atas hawa (udara) 25%, air 25 %,
mineral 45%, dan bahan organic 5 %. Atas dasar tersebut, maka kesuburan
tanah dinilai atas dasar tinggi rendahnya kadar mineral (unsur hara
essensia makro dan mikro) dan mudah sukarnya mineral diserap tanaman.
Derajat keasaman yang cocok adalah dengan pH 4,5-6,5. Tanah yang banyak
mengandung kapur (pH lebih dari 6,5) menyebabkan tanaman menjadi kerdil
dan klorosis. Sedangkan tanah yang asam (pH 4,5 atau lebih rendah)
mengakibatkan penurunan unsur Fosfor, Kalium, Belerang, Kalsium,
Magnesium, dan Molibdinum dengan cepat.
C. TEKNIK BUDIDAYA NANAS
1. Teknik Perbanyakan Tanaman.
Teknik perbanyakan tanaman nanas dapat dilakukan dengan cara vegetatif
dan generatif. Cara vegetatif dapat digunakan adalah tunas akar, tunas
batang, tunas buah, mahkota buah, stek batang dan dengan cara kultur in
vitro. Cara kultur in vitro biasanya digunakan untuk memproduksi bibit
tanaman yang seragam dalam jumlah besar. Sedangkan cara generatif dengan
biji yang ditumbuhkan dengan persemaian.Kualitas bibit yang baik harus
berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat serta bebas dari
hama dan penyakit.
Cara perbanyakan bibit tanaman nanas yang akan ditulis disini adalah dari bibit tunas batang dan dari stek.
1. Bibit Tunas Batang.
Adapun cara pembibitan dari tunas batang adalah sebagai berikut :
1). Memilih tunas batang yang akan digunakan untuk pembibitan. Tanaman
nanas dalam keadaan sedang berbuah atau telah dipanen. Tunas batang yang
baik adalah panjang 30-35 cm.
2). Kemudian memotong daun-daun dekat pangkal pohon, untuk mengurangi
penguapan dan mempermudah pengangkutan, setelah itu biarkan selama
beberapa hari di tempat teduh dan bibit siap angkut ke tempat penanaman
langsung segera ditanam.
2. Bibit Nanas dari Stek.
Adapun cara pembibitan dari stek adalah sebagai berikut :
1). Memotong batang nanas yang sudah dipanen buahnya sepanjang 2,5 cm.
2). Membelah potongan menjadi 4 bagian yang mengandung mata tunas
3). Potongan-potongan tersebut disemaikan dalam media pasir bersih
4). Setelah 3,5 bulan, bibit akan mencapai ketinggian 25-35 cm. maka bibit bisa langsung ditanam di kebun
2. Pembibitan Tanaman.
Adapun tahap-tahap pembibitan tanaman nanas adalah sebagai berikut :
1). Persemaian Tanaman.
Persemaian untuk nanas memerlukan perlakuan khusus. Langkah dalam
menyiapkan media semai dalam bak persemaian berupa tepung (misalnya
Rootone) pada permukaan belahan batang untuk mempercepat pertumbuhan
akar. Belahan batang pada bak persemaian disemaikan sedalam 1,5 – 2,5 cm
dan jarak tanam 5-10 cm. Kondisi media persemaian dijaga agar tetap
lembab dan sirkulasi udara baik, dengan menutup bak persemaian dengan
lembar plastic tembus cahaya (bening).
Stek batang nanas dibiarkan bertunas dan berakar. Tempat persemaian baru
yang medianya disuburkan dengan pupuk kandang disiapkan. Campuran media
berupa tanah halus, pasir dan pupuk kandang halus (1:1:1) atau pasir
dengan pupuk kandang halus (1:1). Langkah terakhir adalah
memindahtanamkan bibit nanas dari persemaian perkecambahan ke persemaian
pembesaran bibit.
2). Pemeliharaan Bibit
Pemeliharaan pembibitan/persemaian penyiraman dilakukan secara berkala
dijaga agar kondisi media tanam selalu lembab dan tidak kering supaya
bibit tidak mati. Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk kandang
dengan perbandingan kadar yang sudah ditentukan. Penjarangan dan
pemberian pestisida dapat dilakukan jika diperlukan.
3). Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dapat dilakukan jika ukuran tinggi bibit mencapai 25-30 cm atau berumur 3-5 bulan
3. Penanaman Tanaman.
1). Pengolahan Media Tanam
a) Persiapan
Penanaman nanas dapat dilakukan pada lahan tegalan atau ladang. Waktu
persiapan dan pembukaan lahan yang paling baik adalah disaat waktu musim
kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan
tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman tanah
perlu diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH
sekitar 5,5. Jumlah bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung
dari jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan ekologi pertumbuhannya.
b) Pembukaan Lahan
Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan: membuang dan membersihkan
pohon-pohon atau batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat
penampungan limbah pertanian. Mengolah tanah dengan dicangkul/dibajak
dengan traktor sedalam 30-40 cm hingga gembur, karena, bisa berakibat
fatal pada produksi tanaman. Biarkan tanah menjadi kering minimal selama
15 hari agar tanah benar-benar matang dan siap ditanami.
c) Pembentukan Bedengan
Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem
petakan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekililingnya
dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air. Sistem bedengan dilakukan
dengan cara membuat bedengan-bedengan selebar 80-120 cm, jarak antar
bedengan 90-150 cm atau variasi lain sesuai dengan sistem tanam. Tinggi
petakan atau bedengan adalah antara 30-40 cm.
d) Pengapuran
Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5.
Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau
bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan
lapisan tanah atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah
4,5). Dosis kapur disesuaikan dengan pH tanah, namun umumnya berkisar
antara 2-4 ton/ha. Bila tidak turun hujan, setelah pengapuran segera
dilakukan pengairan tanah agar kapur cepat melarut.
e) Pemupukan
Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20
ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah
atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik
NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman,
fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan
Kalium diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas. Pupuk urea
penggunaannya dikombinasikan dengan perangsang pembungaan.
2). Teknik Penanaman
a) Penentuan Pola Tanam
Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis
tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik
penanaman nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu: sistem baris tunggal
atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar
barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan
adalah 90 cm. Sistem baris rangkap dua dengan jarak tanam 60 x 60 cm,
dan jarak antar barisan sebelah kiri dan kanan dari 2 barisan adalah 150
cm dan jarak tanam 45 x 30 cm, dan jarak antar barisan tanaman sebelah
kiri dan kanan dari 2 barisan tanaman adalah 90 cm. Sistem baris rangkap
tiga dengan jarak tanam 30 x 30 cm membentuk segitiga sama sisi dengan
jarak antar barisan sebelah kiri/ kanan dari 3 barisan tanaman: 90 cm
dan jarak tanam 40 x 30 cm dengan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan
dari 3 barisan adalah 90 cm serta sisitem baris rangkap empat dengan
jarak 30 x 30 cm dan jarak antar barisan sebelah kiri/kanan dari 4
barisan tanaman 90 cm.
b) Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan
system tanam. Ukuran lubang tanam: 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang
tanam digunakan pacul, tugal atau alat lain.
c) Cara Penanaman
Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah
yang dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem
tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam
bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per
lubang tanam; (3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang
bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak
langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab
dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian
pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.
3). Pemeliharaan Tanaman
a) Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan nanas tidak dilakukan karena tanaman nanas spesifik dan
tidak berbentuk pohon. Kegiatan penyulaman nanas diperlukan, sebab
ceding-ceding bibit nanas tidak tumbuh karena kesalahan teknis penanaman
atau faktor bibit.
b) Penyiangan
Penyiangan diperlukan untuk membersihkan kebun nanas dari rumput liar
dan gulma pesaing tanaman nanas dalam hal kebutuhan air, unsur hara dan
sinar matahari. Rumput liar sering menjadi sarang dari dan penyakit.
Waktu penyiangan tergantung dari pertumbuhan rumput liar di kebun, namun
untuk menghemat biaya penyiangan dilakukan bersamaan dengan kegiatan
pemupukan. Cara penyiangan dilakukan dengan mencabut rumput dengan
tangan/kored/cangkul. Tanah di sekitar bedengan digemburkan dan
ditimbunkan pada pangkal batang nanas sehingga membentuk guludan.
c) Pembubunan
Pembubunan diperlukan dalam penanaman nanas, dilakukan pada tepi
bedengan yang seringkali longsor ketika diairi. Pembubunan sebaiknya
mengambil tanah dari selokan atau parit di sekeliling bedengan, agar
bedengan menjadi lebih tinggi dan parit menjadi lebih dalam, sehingga
drainase menjadi normal kembali. Pembubunan berfungsi untuk memperbaiki
struktur tanah dan akar yang keluar di permukaan tanah tertutup kembali
sehingga tanaman nanas berdiri kuat.
d) Pemupukan
Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk
buatan. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali
sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang
digunakan adalah:
a) Pupuk NPK tablet (Pamafert)
Bentuk pupuk berupa tablet, berat 4 gram setiap tablet. Dosis anjuran satu tablet tiap tanaman
b) Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl
1. Dosis anjuran 1: ZA 100 kg + TSP atau SP-36 60 kg + KCl 50 kg per
hektar. Pupuk susulan diulang setiap 4 bulan sekali dengan dosis yang
sama.
2. Dosis anjuran 2: mulai umur 3 bulan setelah tanam dipupuk dengan
ZA 125 kg atau urea 62,5 kg + TSP atau SP-36 75 kg/ha. Pada umur 6
Bulan dipupuk kandang 10 ton/ha.
Cara pemberian pupuk dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15
cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara
lain: disemprotkan pada daun terutama pupuk Nitrogen dengan dosis 40
gram Urea per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.
e) Pengairan dan Penyiraman
Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk
pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan
/penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau tergantung keadaan
cuaca. Tanaman nanas dewasa masih perlu pengairan untuk merangsang
pembungaan dan pembuahan secara optimal. Pengairan dilakukan 2 minggu
sekali. Tanah yang terlalu kering dapat menyebabkan pertumbuhan nanas
kerdil dan buahnya kecil-kecil. Waktu pengairan yang paling baik adalah
sore dan pagi hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.
D. HAMA DAN PENYAKIT
1. Hama
a). Penggerek buah (Thecla basilides Geyer)
Ciri:
Kupu-kupu berwarna coklat dan kupu-kupu betina meletakkan telurnya pada
permukaan buah, kemudian menetas menjadi larva; bentuk larva pada bagian
tubuh atas cembung, bagian bawah datar dan tubuh tertutup bulu-bulu
halus pendek.
Gejala:
Menyerang buah dengan cara menggerek/melubangi daging buah; buah nanas
yang diserang hama ini berlubang dan mengeluarkan getah, kemudian
membusuk karena diikuti serangan cendawan atau bakteri.
Pengendalian:
(1) Non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun serta membuang bagian tanaman yang terserang hama;
(2) Kimiawi dengan menyemprot insektisida yang mangkus dan sangkil,
seperti Basudin 60 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi yang
dianjurkan.
b). Kumbang (Carpophilus hemipterus L.)
Ciri:
Berupa kumbang kecil, berwarma coklat/hitam; larva berwarna putih kekuningan, berambut tipis, bentuk langsing berkaki 6.
Gejala:
Menyerang tanaman nanas yang gluka sehingga bergetah dan busuk oleh mikroorganisme lain (cendawan dan bakteri).
Pengendalian:
Dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan pemberian insektisida.
3) Lalat buah (Atherigona sp.)
Ciri:
Lalat berukuran kecil, meletakkan telur pada bekas luka bagian buah, kemudian menjadi larva berwarna putih.
Gejala:
merusak/ memakan daging buah hingga menyebabkan busuk lunak.
Pengendalian:
(1) non kimiawi dengan menjaga kebersihan kebun, membuang buah yang terserang lalat buah;
(2) kimiawi dengan cara disemprot insektisida yang mangkus dan sangkil,
seperti Thiodan 35 EC atau Basudin EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
4) Thrips (Holopothrips ananasi Da Costa Lima)
Ciri:
Tubuh thrips berukuran sangat kecil panjang sekitar 1,5 mm, berwarna coklat, dan bermata besar.
Gejala:
menyerang tanaman dengan cara menghisap cairan sel daun sehingga
menimbulkan bintik-bintik berwarna perak; pada tingkat serangan yang
berat menyebabkan pertumbuhan tanaman muda terhambat.
Pengendalian:
(1) secara non kimiawi dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan kebun dan mengurangi ragam tanaman inang;
(2) secara kimiawi dilakukan dengan penyemprotan insektisida: Mitac 200 EC atau Dicarol 25 SP pada konsentrasi yang dianjurkan.
5) Sisik (Diaspis bromeliae Kerne)
Ciri:
Serangga berukuran kecil diameter ± 2,5 mm, bulat dan datar, berwarna
putih kekuningan/keabu-abuan, bergerombol menutupi buah dan daun,
sehingga menyebabkan ukuran buah kecil dan pertumbuhan tanaman
terhambat.
Pengendalian:
Dapat disemprot dengan insektisida Decis 2,5 EC atau Curacron 500 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
6) Ulat buah (Tmolus echinon L)
Ciri:
Serangga muda/dewasa berupa kupu-kupu berwarna coklat serta larva/ulat tertutup rambut halus dan kepalanya kecil.
Gejala:
menyerang buah nanas dengan cara menggerek dan membuat lubang yang
menyebabkan buah berlubang, bergetah dan sebagian buah memotong bagian
tanaman yang terserang berat.
Pengendalian :
dilakukan dengan mengumpulkan/membunuh ulat secara mekanis, serta
disemprot insektisida: Buldok 25 EC atau Thiodan 35 EC pada konsentrasi
yang dianjurkan
7) Hama lain:
rayap, tikus, nematoda, bintil akar dan kutu tepung jeruk juga kadang- kadang menyerang tanaman nanas.
2. Penyakit
1). Busuk hati dan busuk akar
Penyebab:
Cendawan Phytophthora parasitica Waterh dan P. cinnamomi Rands. Penyakit
busuk hati disebut hearth rot, sedangkan busuk akar dinamakan root rot.
Penyebaran penyakit dibantu bermacam-macam tanaman inang, air yang
mengalir, alat-alat pertanian, curah hujan tinggi, tanah yang mengandung
bahan organik dan kelembaban tanah tinggi antara 25-35 derajat C.
Gejala:
Pada daun terjadi perubahan warna menjadi hijau belang-belang kuning dan
ujungnya nekrotis; daun-daun muda mudah dicabut bagian pangkalnya
membusuk dengan bau busuk berwarna coklat, dan akhirnya tanaman mati;
pembusukan pada system perakaran.
Pengendalian:
(1) non kimiawi dilakukan dengan cara perbaikan drainase tanah,
mengurangi kelembapan sekitar kebun, dan memotong/mencabut tanaman yang
sakit;
(2) kimiawi dengan pencelupan bibit dalam larutan fungisida sebelum tanam, seperti Dithane M-45 atau Benlate.
2) Busuk pangkal
Penyebab:
cendawan Thielaviopsis paradoxa (de Seyn) Hohn atau Ceratocystis
paradoxa (Dade) C. Moreu. Penyakit ini sering disebut base rot.
Penyebaran penyakit dibantu tanaman inangnya, adanya luka-luka mekanis
pada tanaman, angin, hujan dan tanah. Gejala:
pada bagian pangkal batang, daun, buah dan bibit menampakkan gejala
busuk lunak berwarna coklat atau hitam, berbau khas, atau bercak-bercak
putih kekuning-kuningan.
Pengendalian:
(1) non kimiawi dengan melakukan penyimpanan bibit sementara sebelum
tanamn agar luka cepat sembuh, menanam bibit pada cuaca kering, dan
menghindari luka-luka mekanis;
(2) kimiawi dengan perendaman bibit dalam larutan fungisida Benlate.
3) Penyakit Lain
Penyakit adalah busuk bercak gabus pada buah disebabkan oleh cendawan
Pinicillium funiculosum Thom, busuk bibit oleh cendawan Pythium sp.,
layu dan bercak kuning oleh virus yang belum diketahui secara pasti
jenisnya.
Pengendalian:
Harus dilakukan secara terpadu, meliputi penggunaan bibit yang
sehat, perbaikan kultur teknik budidaya secara intensif, pemotongan/pencabutan
dan pemusnahan tanaman yang sakit.
3. Gulma
Penurunan produksi nanas dapat disebabkan oleh banyak dan dominannya
gulma karena pemberian mulsa yang kurang baik sehingga pertumbuhan
rumput subur.
E. PANEN DAN PASCA PANEN NANAS
1. Panen
1). Ciri dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung
dari jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga
berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan.
Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan,
sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang
siap dipanen:
a) Mahkota buah terbuka.
b) Tangkai buah mengkerut.
c) Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.
d) Warna bagian dasar buah kuning.
e) Timbul aroma nanas yang harum dan khas.
2). Cara Panen
Tata cara panen buah nanas: memilih buah nanas yang menunjukkan
tanda-tanda siap panen. Pangkal tangkai buah dipotong secara
mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan
secara hati-hati agar tidak rusak dan memar.
3). Periode Panen
Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas
dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua
50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5
tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil.
Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti
dengan bibit yang baru. Penyiapan lahan sampai penanaman dilakukan
seperti cara bercocok tanam pada lahan yang baru.
4). Prakiraan Produksi
Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan
intensif dapat mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20
ton/hektar, tergantung jenis nanas dan sistem tanam.
2. Pascapanen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat
busuk. Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen
yang memadai.
1. Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau gudang sortasi.
2. Penyortiran dan Penggolongan
Kegiatan sortasi dimulai dengan memisahkan buah yang rusak, memar,
busuk, atau mentah secara tersendiri dari buah yang bagus dan normal.
Klasifikasi buah berdasarkan bentuk dan ukuran yang seragam, jenis
maupun tingkat kematangannya
3. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan jika harga turun, sehingga untuk menunggu harga
naik maka dilakukan penyimpanan. Buah nanas biasanya disimpan dalam peti
kemas dalam ruangan dingin yang suhunya sekitar 5 derajat C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Kegiatan pengemasan dimulai dengan mengeluarkan buah nanas dari lemari
pemeraman, lalu dipilih (sortasi) berdasarkan tingkat kerusakannya agar
seragam. Kemudian buah nanas dibungkus dengan kertas pembungkus lalu
dikemas dalam keranjang bambu atau peti kayu atau dos karton
bergelombang. Ukuran wadah pengemasan 60 x 30 x 30 cm yang diberi lubang
ventilasi. Proses pengangkutan dimulai dengan memasukkan peti kemas
secara teratur pada alat pengangkutan, buah nanas diangkut dan
dipasarkan ke tempat pemasaran.